oleh :IbnuIrFadzil.blogspot.com. Maut Hitam atau Steker Hitam adalah pandemi yang paling parah dalam sejarah manusia. Ia dimulai di Asia barat daya dan menyebar ke Eropa pada awal dekade 1340-an. Jumlah
kematian di seluruh dunia, akibat pandemi ini, diperkirakan sebanyak 75
juta orang, termasuk antara sepertiga sampai dua pertiga jumlah
penduduk Eropa. [1] [2]Penyakit yang sama ini terpercaya kembali ke Eropa setiap generasi dengan jumlah kematian yang berbeda sehingga dekade 1700-an. Cetusan-cetusan kemudian yang terkenal termasuk:Wabah Italia (1629-1631);Wabah Besar London (1665-1666);Wabah Besar Wina (1679);Wabah Besar Marseille (1720-1722); danWabah Moskow (1771).Ada sejauh perselisihan tentang identitas penyakit ini tetapi dari segi getirnya, ia tampak hilang dari Eropa pada abad ke-18.Ilustrasi Maut Hitam dari kitab Injil Toggenburg (1411)Ilustrasi dari salinan Si Decameron, k.k. 1492, VeniceMaut Hitam memiliki dampak yang sangat parah pada penduduk Eropa, dengan struktur sosial sejarah mereka berubah akhir. Ia
juga merupakan pukulan bagi Gereja Katolik Roma, institusi agama yang
terutama di Eropa ketika itu, dan mengakibatkan penderitaan
besar-besaran terhadap kaum-kaum minoritas seperti orang Yahudi, Islam,
orang asing, pengemis, dan penyakit kusta. Kehidupan
harian yang tidak menentu menciptakan suasana yang mengerikan yang
menyebabkan orang-orang "hidup dari saat ke saat", sebagaimana yang
digambarkan oleh Giovanni Boccaccio dalam lukisannya, Si Decameron
(1353).Peristiwa
yang terjadi di Eropa pada awal abad ke-14 disebut 'Mortaliti Agung'
oleh penulis-penulis kontemporer, dengan cetusan-cetusan kemudian
dikenal sebagai 'Maut Hitam'. Ia umumnya dipercaya bahwa nama kedua ini datangnya dari gejala penyakit yang disebut nekrosis akral. Gejala ini mengakibatkan kulit pasien menjadi hitam karena pendarahan di bawah kulit.
Meskipun demikian, istilah ini sebenarnya mengacu pada arti kiasan 'hitam', yaitu suram, muram, sedih, atau parah. Maut Hitam dicirikan oleh Bubo (bengkak nodus limfa), menurut uraian-uraian sejarah, seperti dengan hawar bubon Asia pada akhir abad ke-19. Karena itu, para ilmuwan dan ahli sejarah telah menganggap pada awal abad ke-20 bahwa Maut Hitam merupakan cetusan penyakit yang sama yang diakibatkan oleh bakteri Yersinia pestis dan direbakkan oleh pinjal-pinjal dengan bantuan hewan seperti tikus hitam (Rattus Rattus). Namun, Bubo juga merupakan fitur untuk penyakit-penyakit yang lain dan oleh itu, pandangan ini kini dipertanyakan.
No comments:
Post a Comment