Dunia terhentak, tiba-tiba Paus Benediktus XVI mengumumkan pengunduran diri dari takhta tertinggi Katolik Roma, Senin (11/2/2013). Paus ke-265 ini memutuskan untuk meletakkan jabatan yang sudah diemban sejak 2005, dengan alasan usia sudah uzur. Di usianya yang mencapai 85 tahun, ia merasa sudah tidak mampu lagi menjalankan tugas yang dipercayakan kepadanya.
Banyak pihak meragukan faktor usia sebagai alasan meletakkan jabatannya, karena selama ini biasanya Paus baru berhenti dari jabatannya jika sudah meninggal. Berbagai spekulasi pun muncul dari ancaman, intimidasi, skandal, hingga kepindahan agama.
Uniknya, di kalangan aktivis Islam beredar pesan singkat dan artikel di jejaring sosial yang menyatakan bahwa Paus mengundurkan diri karena telah masuk Islam di Istambul Turki, setelah membaca Injil Barnabas di sana. Berita di blog-blog gratisan pun beredar dengan judul bombastis “Paus Benediktus Ke-IX Masuk Islam.” Berita yang diperkuat dengan foto Paus bersedekap seperti shalat di masjid pun beredar luas. Sampai-sampai Jum’at lalu khatib Jum’atan meyakinkan jamaah mengenai keislaman Paus.
Melihat rekam jejaknya, rumor keislaman Paus ini tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi untuk melupakan dosa-dosa Paus terhadap Islam. Karena ketika menjabat sebagai Paus, ia sangat hobi menghujat Islam.
Salah satu pernyataan yang mengguncang dunia adalah pidato dalam kuliah umum bertema bertema “Korelasi Iman, Logika dan Dialog Antaragama” di Universitas Regensburg, Jerman (12/9/2006). Paus terang-terangan menghujat Islam dan Nabi Muhammad SAW dengan mengutip pernyataan Kaisar Byzantium Manuel II Paleologus (Kaisar Kristen Ortodoks):
“Tunjukkan kepadaku apa kabar baru yang dibawa Muhammad, dan kalian akan menjumpai hal-hal yang tidak manusiawi, sebagaimana perintahnya menyebarkan dengan pedang agama yang dipeluknya.”
Melihat reaksi yang luar biasa, empat hari kemudian Paus menyesal tapi tidak mau meralat dan meminta maaf terhadap umat Islam. Ia hanya mengaku tidak berniat menghina Islam. Sampai rumor keislaman Paus ini mencuat, belum pernah dia mengakui kesalahannya apalagi meminta maaf.
Sangat disayangkan bila umat Islam mudah menelan berita yang tidak jelas
sumbernya. Menurut pengamatan penulis, berita ini murni palsu (hoax) yang dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Pertama, cerita bahwa Paus masuk Islam setelah membaca Injil Barnabas di
Turki juga sangat menggelikan. Karena Injil Barnabas sudah beredar luas
di seluruh dunia dan diterjemahkana ke berbagai bahasa. Di Indonesia
saja Injil yang tidak dijamin keasliannya ini beredar di kaki lima. Jika
ingin membaca Injil Barnabas, Paus tidak perlu susah payah ke Turki,
karena Vatikan memiliki perpustakaan yang sangat lengkap. Bahkan dengan
beberapa kali klik Paus bisa membaca ebook Injil Barnabas di internet.
Kedua, foto Paus sedang shalat itu tidak benar. Perhatikan fotonya, Paus
masih berkalung salib kebesarannya. Sedekapnya pun bukan posisi shalat,
karena ia meletakkan tangan kiri di atas tangan kanan. Wajah
orang-orang di sekelilingnya pun tidak menunjukkan sedang shalat
berjamaah, karena pandangannya ke mana-mana, tidak ke satu qiblat.
Ketiga, foto yang dijadikan dalih Paus shalat setelah masuk Islam di
Turki itu adalah foto Paus ketika berkunjung ke Masjid Sultan Ahmad atau
Masjid Biru (Blue Mosque) Istambul didampingi Mufti Turki Syaikh
Musthafa Kakaraji (Cagrici) pada 30 November 2006. Kunjungan ini
ditengarai sebagai upaya meredam amarah umat Islam seluruh dunia terkait
pernyataan-pernyataan Paus yang mendiskreditkan Islam pada bulan
September sebelumnya.
Dalam kunjungan tersebut, Mufti Turki menjelaskan tentang tatacara
shalat dalam ajaran Islam. Paus mendengarkan penjelasan sambil
mendekapkan tangannya seperti orang bersedekap shalat. Foto pose
bersedekap itu dimanfaatkan oleh kaum pembohong untuk membuat hoax bahwa
paus masuk islam dan shalat di masjid.
Dalam video dokumentasi CBS News bertajuk "Pope Visits Blue Mosque" yang
berdurasi 2,09 menit, nampak jelas bahwa dalam acara itu Paus hanya
berdiri mendengarkan penjelasan sang mufti. Paus hanya bersedekap sambil
berdiri, tidak melakukan takbir, rukuk, i’tidal, sujud, iftirasy maupun
salam selayaknya orang shalat.
Hanya orang kurang akal saja yang menganggap orang berdiri bersalib dan
bersedekap dengan posisi tangan kiri di atas tangan kanan sebagai orang
shalat.
Paus Mundur Tersandung Skandal Seksual
Teka-teki pengunduran diri pria yang sudah 8 tahun menjadi Paus itu
dijawab oleh La Repubblica pada Kamis (14/2/2013). Koran harian Italia
ini mengungkapkan alasan lain yang sangat kontroversial, yaitu kasus
skandal seksual yang di gereja Katolik.
Diungkap blak-blakan bahwa paus bernama asli Joseph Aloisius Ratzinger
itu mengundurkan diri setelah tim investigasi internal melaporkan adanya
praktik skandal di Vatikan yang disebut-sebut sebagai “VatiLeaks.”
Vatileaks terungkap pada Januari 2012 ketika serangkaian dokumen
internal bocor ke media Italia. Setelah kejadian tersebut, wartawan
Italia Gianluigi Nuzzi memicu perhatian publik dengan sebuah buku
berjudul “His Holiness: Pope’s Benedicts XVI’s Private Papers”. Buku ini
membongkar intrik dan skandal di Vatikan, dengan dukungan bukti-bukti
dokumen dan surat-surat rahasia yang ditujukan dan juga berasal dari
Paus serta sekretaris pribadinya.
Sejak mencuatnya dugaan VatiLeaks tahun lalu, Paus membentuk tim
investigasi yang terdiri dari tiga kardinal yakni Kardinal Spanyol
Julián Herranz, Kardinal Slovakia Jozef Tomko serta Kardinal Salvatore
De Giorgi, bekas Uskup Agung Palermo. Mereka diminta menyelidiki
sejumlah tuduhan seperti penyelewengan keuangan, kronisme, dan korupsi
di Vatikan.
Pada 17 Desember lalu, tiga kardinal menyerahkan dua bundel berkas
kepada Benediktus. Hasil penyelidikan yang dituangkan dalam berkas
setebal masing-masing 300 halaman itu mengungkap sejumlah peta kejahatan
di dalam tubuh Vatikan yang melanggar Sepuluh Perintah Allah (the Ten
Commandments), terutama nomor enam mengenai perzinahan dan nomor tujuh
tentang pencurian.
“Pada hari itulah, dengan berkas-berkas di mejanya, Benediktus XVI
mengambil keputusan yang telah begitu lama dia renungkan,” tulis La
Repubblica.
Menurut
penuturan seorang sumber yang dekat dengan ketiga kardinal, tim
penyidik telah menemukan sebuah jaringan gay bawah tanah yang anggotanya
merupakan sejumlah pejabat Vatikan dan warga non-Vatikan. Kegiatan
mereka berlangsung di beberapa tempat di Roma dan Vatikan. Akibatnya,
para pelaku menjadi rentan terhadap pemerasan.
Laporan ihwal jaring homoseksual dalam tubuh Tahta Suci Vatikan bukanlah yang pertama ditulis La Repubblica. Pada 2010, harian ini melaporkan seorang anggota paduan suara Vatikan dipaksa mundur karena menyewa pelacur pria. Beberapa bulan kemudian, sebuah majalah mingguan Italia merekam seorang pastur yang mengunjungi klub gay dan berhubungan seksual dengan sesama jenis.
Laporan ihwal jaring homoseksual dalam tubuh Tahta Suci Vatikan bukanlah yang pertama ditulis La Repubblica. Pada 2010, harian ini melaporkan seorang anggota paduan suara Vatikan dipaksa mundur karena menyewa pelacur pria. Beberapa bulan kemudian, sebuah majalah mingguan Italia merekam seorang pastur yang mengunjungi klub gay dan berhubungan seksual dengan sesama jenis.
- Nampaknya, berita koran lokal Italia itu ada benarnya. Selang dua hari setelah mengumumkan pengunduran dirinya, Paus mengeluarkan komentar soal maraknya kasus kejahatan seksual di lingkungan Katolik. Saat memimpin misa terakhirnya di Vatikan, Rabu (13/2/2013), Paus mendesak umat Kristen agar mengakhiri kemunafikan religius di gereja Katolik.
Mundurnya Paus Benediktus XVI ini mengingatkan dengan para paus pendahulunya yang meletakkan jabatannya karena skandal seksual. Dalam daftar Paus yang mencoreng nama gereja Katolik, tercatat nama Paus Benediktus IX yang bernama asli Theophylactus dari Tusculum. Ia mengundurkan diri pada usia 30 tahun. Di bawah kepemimpinannya kepausan diselimuti berbagai kasus skandal gereja seperti pemerkosaan, pembunuhan, dan lainnya.
Dalam buku Dark History of the Popes: Vice Murder and Corruption in the Vatican (Sejarah Gelap Para Paus: Kejahatan, Pembunuhan, dan Korupsi di Vatikan), Brenda Ralph Lewis menyebut Benediktus IX sebagai rohaniawan iblis. Tanpa tedeng aling-aling ia menjulukinya sebagai “salah satu paus abad kesebelas yang paling hebat berskandal, yang dideskripsikan sebagai seorang yang keji, curang, buruk dan digambarkan sebagai ‘iblis dari neraka yang menyamar sebagai pendeta.”
Nama lain yang tak kalah jahat dan mesumnya adalah Paus Sylvester III, yang hanya menjabat Paus selama 22 hari pada 1045. Jabatannya dicopot karena kasus pelecehan dan pembunuhan. Dia diasingkan dan meninggal dalam pengasingan. Dia pun termasuk dalam daftar Paus mencoreng nama gereja di masanya.
No comments:
Post a Comment